Thursday 16 February 2012

Lenggota Lo Nikah… Kalau Orang Gorontalo menikah….

Gorontalo terkenal dengan kota Serambi Madinah, penduduknya sebagian besar memeluk agama islam. Mereka sangat menjunjung tinggi semboyan yang mereka miliki, yaitu ‘Adati hula hula Sareati – Sareati hula hula to Kitabullah’ yang artinya, Adat Bersendikan Syara, Syara Bersendikan Kitabullah. Pengaruh budaya Islam sangat kental termasuk dalam prosesi pernikahan adat mereka. Prosesi pernikahan dilaksanakan menurut Upacara adat yang sesuai tahapan atau Lenggota Lo Nikah.

Tahapan yang pertama namanya Mopoloduwo Rahasia, yaitu dimana orang tua dari pihak laki-laki datang ke kediaman orang tua perempuan untuk meminta restu atas pernikahan anak mereka. Semacam meminang tapi belum resmi. Kalau di tahap pertama ini kedua belah pihak sudah setuju, maka barulah nanti ditentukan waktu untuk ke acara selanjutnya yaitu Tolobalango atau Peminangan.

Tolobalango itu acara peminangan secara resmi yang dihadiri oleh para pemangku adat, pembesar negeri serta keluarga besar. Biasanya mereka menunjuk wakil atau juru bicara yang akan mewakili acara peminangan tersebut. Juru bicara dari pihak laki-laki di sebut Lundthu Dulango Layio, dan juru bicara dari pihak perempuan disebut Lundtu Dulango Walato. Mereka nanti yang akan menyampaikan maksud peminangan yang dilantunkan lewat pantun-pantun indah. Di acara peminangan adat Gorontalo tidak akan menyebutkan biaya pernikahan (Tonelo) tapi pihak laki-laki harus menyampaikan Mahar (Maharu) di acara selanjutnya yang disebut Depito Dutu (Antar Mahar).

Depito Dutu ini semacam acara mengantar ‘seserahan’. Isinya sepaket Mahar itu sendiri, dan hantaran seserahan pada umumnya seperti kosmetik dan seperangkat busana wanita, buah-buahan dan ini nih yang bikin beda: Bumbu Dapur atau Dilonggato.
Kalau mau seperti adat aslinya, semua hantaran ini diletakkan di kendaraan yang dihias berbentuk perahu yang dinamakan Kola-kola. Tapi seiring waktu dan biasanya karena alasan lebih simple, sudah jarang yang pake Kola-kola. Rombongan keluarga yang membawa hantaran ini akan diarak diiringi oleh tabuhan rebana dan alat musik tradisional Gorontalo sambil menyanyikan lagu-lagu tradisional yang isinya itu pesan-pesan dan doa-doa untuk keselamatan calon pengantin.

Malam sebelum hari H nya (akad nikah), ada acara yang namanya Mopotilandahu atau malam pertunangan. Diawali dengan proses Khatam Qur’an (selesai atau menamatkan mengaji/membaca Al Qur’an penuh) sang calon mempelai perempuan.
Nah, harus bisa mengaji yaa yang mau punya calon suami orang Gorontalo…
Lalu kemudian dilanjutkan dengan acara Molapi Sorande.
Molapi Sorande ini tarian tradisional Gorontalo yang nantinya akan dibawakan oleh calon pengantin laki-laki dan ayah atau walinya. Sementara itu calon pengantin perempuannya cuma boleh lihat dari jauh, biasanya ‘ngintip’ dari kamar… hehehehe...
Acara menari ini biasanya di kenal dengan Molile Huali (mengintip calon istri), ceritanya disini waktunya buat si calon pengantin laki-laki buat curi-curi pandang ke calon pengantinnya…. Iihiiyy!
Setelah sang calon pengantin laki-laki selesai, baru gilirannya calon pengantin perempuan dan beberapa pendamping (biasanya adalah saudara-saudara perempuan dari calon pengantin perempuan) yang akan menari tarian tradisional Tidi Daa atau Tidi Loilodiya. Tari Tidi ini menggambarkan keberanian dan keyakinan buat menghadapi badai cobaan yang nanti akan di hadapi ketika sudah berumah tangga.
Hiaa, harus bisa menari juga! Catet!

Esok harinya baru acara akad nikahnya di gelar. Dengan cara setengah berjongkok atau posisi tidak benar-benar duduk, mempelai Laki-laki mengikrarkan Ijab Kabul dengan mas kawin yang sudah disepakati. Begitu liat prosesi yang ini (posisi setengah duduk), saya langsung meringis, kebayang yang kebetulan punya badan agak subur bisa ga yaa?? Hiihihihi…
Setelah acara Ijab Kabul selesai, ditutup dengan doa sebagai tanda syukur dan acara pemberian ucapan selamat untuk kedua mempelai, biasanya disambung langsung ke acara resepsinya. Makan-makannnn!

Upacara adatnya agak ribet memang, tapi namanya juga adat yaa wajib dilestarikan dong yaa.. Nahhh, mengaji yang rajin dan latihan menari dari sekarang yaa… ^_^


~Salam Hulondalo~